Sabtu, 29 Mei 2010

....KETIKA KEPEDIHAN TAK KUASA MENGHAPUS KEBAHAGIAAN.... (IHSAN, AMAL, Dan TUNTUNANYA)

Tak ada pertentangan antara mengimani takdir dan kegiatan meminta kekuatan atau di hindarkan dari takdir buruk. Allah-lah yang paling mengetahui detail masalah ini.takdir-nya memang sudah tertentu dan bersifat mutlak, tapi kasih sayang-nya yang besar dan mendamaikan, membuat takdir sebesar apa pun tak akan berefek sedikit pun pada hamba-hamba terpilih yang di kasihi-nya. Bahkan, kadang berganti karunia dan hal yang menggembirakan dengan cepat.

Pintu iman akan membuka pintu lain yang lebih besar, yakni pintu ihsan.inilah yang disebut rasulullahsebagai tingkatan tertinggi saat seseorang beribadah seakan-akan ia melihat allah. Dapat melihat allah adalah puncak tertinggi spiritualitas. Seseorang yan g dapat mencapainya akan sampai pada ruh shalatnya sebagai wujud hakiki yang bertemu dan bertatap muka dengan rabb-nya. Ia khusyukdan memasuki kegaiban shalatnya hingga pahala dan manfaat shalat ia terima dengan utuh. Bukan setengah, sepertiga,seperempat atau sepersepuluh-nya kekhusyukan telah menjadi garis yang memisahkan manusia. Mreka yang Sholat tapi masih mengingat hal-hal lain tentulah berbeda dengan orang sholat yang telah memutuskan segala hal selain Allah dalam mata, Hati dan Fikiranya. Ia berjumpa sang Rahman dan Rahim dalam Hening Sujud, Ruku, Duduk dan Berdirinya.

Pintu tuntunan Allah juga terbuka lebar ketika seseorang menjaga dirinya dari maksiat, mengerjakan amal sunah melebihi amal wajibnya, serta senantiasa berdo’a dan berjikir. Amal-amal ini dikenal baik oleh kita dan selalu di anjurkan setiap ulama. Iman, Ikhsan, Serta Beramal wajib dan Sunah secara cepat membawa seorang Hamba dekat denganya. Jalan penuh liku dan onak seberat apa pun tak akan menghalangi perjalanan itu sampai hari penentuan berlangsung.

Tragedi memang akan menghadang dan penderitaan mampir dalam hidup, namun tentulah tak akan berarti apa-apa selama bimbingan dan cahaya allah memenuhi Hatinya. Kepedihan paling dahsyat sekalipun akan dapat dilawan dengan kebahagiaan dalam rahmatnya, perasaan kehilangan seberat apa pun dapat diredam dengan tiupan ketenangan serta kedamaian tuntunanya.

Allah swt sendiri melalui sabdah Rasulnya memberi gambaran yang menggetarkan seperti apa tuntunan itu.

“...seoarang hamba yang berusaha mendekatkan diri kepadaku dengan ibadah yang aku wajibkan dan aku sunahkan maka aku akan mencintainya. Bila aku mecintainya, aku menjadi telnganya untuk mendengar, metanya untuk melihat, tanganya untuk digrakkan, dan kakinya untuk berjalan. Apa bila ia memanjatkan Do’a, aku akan mengabulkanya. Apa bila ia memohon perlindungan, aku pasti melindunginya. Aku tidak pernah ragu untuk melakukan sesuatu sepertu keraguanku ketika mencabut nyawa seorang hambaku yang mukmin. Aku membenci apa yang dibencinya.” (HR. Imam Bukhari)

Demikian indah tuntunan ini, Allah memulainya dengan menyatakan Cinta...
Tentulah surga paling nikmat sekalipun tak akan mampu menandingi kebahagiaan orang yang mendapat CINTA Allah. Dengan cinta itu, Allah menyusup kedalam pendengaran hamba itu dan bimbinganya untuk mendengar hal-hal mulia dan suci. Allah juga masuk kepenglihatanya, menjadikan segala hal terang esensi, makna, serta kesejatiannya.

Allah juga menjadi kaki dan tangan hamba itu, hingga langkah dan perbuatanya selalu akan mengarah kepada cahaya dan kesucian hakiki. Tuntunan itu juga membuat do’a tak memiliki hijab, langsung diperkenankan olehnya. Sedemikian dalam cinta dan hubungan itu hingga Allah memberi gambaran bahwa ia seakan-akan ragu mencabut nyawa hambanya yang berada dalam tuntunanya itu padahal dia adalah Dzat yang Iradat dan Qudratnya selalu berlangsung dengan lugas dan tanpa Syak.

Semoga kita berada dalam tuntunan itu, merasakan kebahagiaan yang dapat mengalahkan kepedihan macam apa pun, menjadi seperti Hujan pertama yang turun setelah kemarau panjang. Amien .

0 komentar:

Posting Komentar